Ridwan Kamil menjelaskan bahwa meskipun tidak semua rumah pengungsi mengalami kerusakan parah, banyak warga yang memilih untuk tetap mengungsi karena kekhawatiran terhadap gempa susulan. “Meskipun rumah mereka tidak rusak berat, warga masih merasa khawatir dengan potensi gempa susulan, sehingga mereka memilih tinggal di pengungsian,” kata Gubernur.
Mengacu pada arahan Presiden Joko Widodo, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa pendataan kerusakan rumah warga terus dilakukan, terutama untuk rumah yang berada di zona bahaya. Pendataan ini menjadi langkah penting untuk memulai proses rekonstruksi.
“Selama masa tanggap darurat, fokus utama kami adalah pencarian korban yang masih hilang. Setelah itu, kami akan segera memulai rekonstruksi rumah warga dengan menggunakan pendanaan APBN yang disalurkan melalui kementerian terkait dan Pemprov Jawa Barat,” ujar Ridwan Kamil.
Ia menegaskan bahwa rekonstruksi hanya akan dimulai setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan tidak ada lagi potensi gempa susulan yang membahayakan keselamatan warga.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan pasca-gempa, memastikan kebutuhan warga terdampak dapat segera dipenuhi, serta memastikan mereka dapat kembali ke kehidupan normal sesegera mungkin. Gubernur Ridwan Kamil juga mengungkapkan komitmennya untuk mempercepat pembangunan dan meminimalisir dampak dari bencana yang terjadi di Cianjur.**