masukkan script iklan disini
DETAKOM NEWS | Google Search, yang selama bertahun-tahun menjadi mesin pencari utama di dunia, kini mulai menghadapi tantangan besar. Popularitasnya yang begitu dominan selama dua dekade terakhir kini perlahan tergerus oleh kemunculan berbagai platform dan teknologi baru. Menurut laporan terbaru dari *Search Engine Land*, pangsa pasar Google Search turun di bawah 90% dalam tiga bulan terakhir, sebuah penurunan yang belum pernah terjadi sejak 2015.
Penurunan ini bukan hanya dipicu oleh persaingan dari mesin pencari tradisional seperti Bing, Yahoo, atau Yandex, tetapi juga oleh kemunculan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif yang memberikan pengalaman pencarian yang lebih interaktif.
"AI Generatif Ubah Cara Pengguna Mencari Informasi"
Platform seperti Perplexity dan ChatGPT dari OpenAI menjadi sorotan utama. Teknologi AI generatif memungkinkan pengguna mendapatkan jawaban secara cepat dan personal tanpa harus melalui berbagai tautan, seperti yang selama ini menjadi karakteristik Google. Model interaksi ini menarik perhatian banyak pengguna yang menginginkan efisiensi dalam mencari informasi.
ChatGPT, misalnya, tidak hanya memberikan jawaban berbasis data tetapi juga mampu menyusun solusi kompleks berdasarkan konteks yang diberikan pengguna. Hal ini berbeda dari pendekatan Google yang lebih berbasis daftar tautan dan pengumpulan informasi secara manual.
"Peran TikTok dalam Pergeseran Tren"
Selain itu, TikTok kini turut memengaruhi kebiasaan pencarian informasi, terutama di kalangan generasi muda. Sebuah laporan dari *Bernstein Research* menunjukkan bahwa generasi Z (mereka yang lahir antara 1997 hingga 2012) lebih memilih menggunakan TikTok untuk mencari rekomendasi seperti hotel, restoran, atau aktivitas populer.
Konten video pendek yang disajikan TikTok dianggap lebih menarik dan relevan dibandingkan membaca artikel panjang di Google. Bahkan, pada awal 2024, TikTok mulai mengintegrasikan tautan langsung ke Google Search untuk melengkapi pengalaman pencarian, meskipun ini menunjukkan bahwa Google tidak lagi menjadi pilihan utama.
"Pesaing Lama Kembali Bangkit"
Sementara itu, Bing dan Yandex juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Microsoft Bing, misalnya, telah mengintegrasikan AI berbasis ChatGPT ke dalam sistem pencariannya, memberikan pengalaman yang lebih canggih kepada pengguna. Meskipun pertumbuhan mereka belum signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pasar mesin pencari semakin kompetitif.
"Masa Depan Google Search"
Penurunan pangsa pasar Google menjadi sinyal bagi raksasa teknologi ini untuk beradaptasi. Para ahli memprediksi bahwa Google perlu lebih berinovasi dalam mengintegrasikan AI ke dalam layanannya jika ingin mempertahankan posisinya. Langkah seperti memperbarui fitur *Google Bard* atau mengembangkan pengalaman pencarian visual seperti TikTok bisa menjadi strategi yang diperlukan.
Mark Scmulik, seorang analis internet dari *Bernstein Research*, menyatakan bahwa generasi muda kini cenderung mencari informasi melalui platform yang lebih visual, cepat, dan relevan dengan gaya hidup mereka. “Google harus bertransformasi jika tidak ingin kehilangan posisinya di pasar global,” ujar Mark.
"Tantangan Baru di Dunia Digital"
Perubahan kebiasaan pengguna mencerminkan dinamika baru dalam dunia digital. Pengguna kini lebih mengutamakan efisiensi, personalisasi, dan interaktivitas, yang semuanya menjadi tantangan besar bagi Google untuk tetap relevan di era kecerdasan buatan dan media sosial.**
(Vona Tarigan)